Jumat, 23 Oktober 2015

Reuni 50 tahun SMA Pangudi Luhur dan Heboh PL United



Reuni 50 tahun SMA Pangudi Luhur
Oleh: Chandra ‘Komeng’ Kurniawan 2002
#sebuah catatan Reuni Alumni berkebutuhan “khusus”

17 Oktober 2015, di bilangan Brawijaya, ribuan alumnus Sekolah Menengah Atas khusus laki-laki serentak berkumpul dalam event Reuni 50 tahun SMA PL. Event ini diawali oleh beberapa acara prakarsa alumni yang tergabung dalam komunitas-komunitas alumni diantaranya Browijaya Cup, PL Art, PL Cybro dan PL Runner mengadakan Bobby’s Memorial Run.

Luar biasa bagaimana menjadi saksi hidup melihat ribuan alumni berkumpul kembali ke almamater tercinta apalagi ketika kami serempak menyanyikan Mars PL. Sederet tampang-tampang beken negeri ini katanya bermunculan dalam Reuni 50 tahun ini, sebut saja Menteri Keuangan Bambang Soemantri Brojonegoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo, Ponco Sutowo, Soetikno Sudarjo dan sederet artis, musisi Ibukota seperti Gugun Gondrong, Adrian Maulana, Winky Wiryawan, Christian Sugiono serta masih banyak lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Keriuhan acara ini bahkan merambat kesalah satu media cetak nasional dimana media tersebut sampai 3 hari berturut-turut menulis artikel mengenai Reuni 50 tahun PL ini. Belum lagi kegaduhan pada media sosial sebelum dan bahkan sampai beberapa hari setelah Reuni berlangsung.

Ribuan alumni tumpah dari berbagai profesi, meninggalkan rutinitas, pekerjaan, profesi dan bahkan keluarga sejenak untuk menghadiri, bergembira, mengenang masa lalu pada event langka ini. Mengapa saya tuliskan alumni sekolah berkebutuhan khusus, tidak lain karena alumni sekolah ini memiliki karakter khusus yang sangat berbeda dengan alumni sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah ini khusus laki-laki, sekolah ini boleh berambut gondrong (dengan persyaratan harus pinter), sekolah ini tidak berseragam sama dengan sekolah lain, sekolah ini haus akan…hmmm lebih baik tidak saya teruskan untuk yang satu ini dan sekolah ini memiliki budaya yang sungguh unik, budaya yang akan sulit diterima orang normal pada umumnya. Tentu budaya itu tidak sepenuhnya buruk, banyak hal yang kami pelajari waktu bersekolah di SMA PL ini terutama mengenai interaksi antar individu di sekolah ini. Pelajaran sosial yang terus kami pelajari bahkan setelah kami lulus dan menerapkannya dalam kehidupan kampus atau dunia kerja. Mungkin yang sedikit sulit adalah pergaulan dengan lawan jenis, bukan karena kami jahat dan tidak gaul dengan wanita tentunya tapi mungkin bahasa kami yang sedikit berbeda. Banyak yang kagum dan memuji cara kami berinteraksi tetapi tidak sedikit yang mencibir atau mengutuk bahkan memerangi (lebay). Akan tetapi apakah kami peduli?! Peduli lah tentu tetapi kami juga memiliki pandangan sendiri untuk bersikap. Kami tidak mendewakan kekompakan apalagi kekompakan yang salah. Kami hanya berusaha membangun persaudaraan. Persaudaraan tanpa tekanan, tanpa senioritas, tanpa bullying, tanpa ketakutan mengatakan tidak, tanpa sungkan dan tanpa melihat angkatan. Kami berperang melawan budaya negatif yang sempat muncul seperti budaya penggolongan klasifikasi binatang, manusia, raja dan dewa. Kami berjuang bersama dengan cara kami demi nama harum Pangudi Luhur. Pangudi Luhur sempat dikenal sebagai kumpulan pelajar bandel tetapi pintar. Itu yang kami perjuangkan untuk dapat mengembalikan kejayaan Pangudi Luhur kembali. Walaupun kami sudah lulus dari SMA PL ini tetapi kami terus berjuang melalui cara kami masing-masing. Melalui sikap kami di dunia kerja, melalui kreatifitas-kreatifitas kami, melalui prestasi-prestasi kami, melalui kegagalan-kegagalan kami, melalui tulisan-tulisan kami, melalui celoteh-celoteh kami, melalui petikan, untaian nada dan pameran-pameran baik domestik maupun internasional. Ajang Reuni kemarin juga kami gunakan untuk bersilahturahmi dengan para bruder, para guru, para penjaga sekolah, para penjual makanan di sekolah. Kami tidak akan pernah melupakan dan berbagi bersama mereka.

PL UNITED

Tahun 2012, lahirlah komunitas PL United, sebuah komunitas penggemar olahraga sepakbola yang ditujukan untuk para alumni Pangudi Luhur yang selalu rutin latihan setiap minggu. Sebuah komunitas dengan semboyan SEMPER IUVENIS ET LUDUS yang kira-kira artinya selalu muda dalam pertandingan.

Kebetulan saya ketua PL United. Sebagai gambaran, PL United terdiri dari alumni dari angkatan 1979-2015 dan terus bersifat terbuka untuk semua angkatan dilatih oleh mantan pemain tim nasional yaitu Simson Rumahpasal (back timnas era Roni Patinasarani). Kami selalu berkumpul setiap minggu di lapangan Simprug melakukan pertandingan persahabatan baik dengan klub artis, expatriates, mahasiswa, klub mantan pemain nasional dan banyak tim lain yang sudah tidak terhitung. Bukan saya bermaksud melebih-lebihkan komunitas ini tetapi PL United benar-benar penuh keakraban. Kami berupaya memperkenalkan Pangudi Luhur melalui pertandingan-pertandingan persahabatan. Tidak sedikit orang luar yang berdecak kagum melihat kesolidan kami. Kami tidak sungkan bercanda dengan lintas angkatan. Komunitas yang terdiri dari para professional dari mulai pilot, presenter, bankir, lawyer, pengusaha, manager, dokter, mahasiswa, dan lain-lain. Saya angkatan 2002, wakil ketua PL United dijabat oleh angkatan 2006 dan kami bisa bercanda dengan angkatan 83, 84 dan angkatan yang jauh diatas kami tanpa sungkan. Kami tahu bagaimana kami harus bersikap, bagaimana kami harus saling respek tanpa perlu kekakuan, tanpa perlu diajari cara bersikap. Bahkan saya sendiri bekerja di kantor hukum milik alumni PL angkatan 90, salah satu pendiri dan penggagas PL United, dimana ketika di lapangan hilang unsur subordinat. Kami yang terdiri dari puluhan pemain pernah mengunjungi kapten kami ke LP Sukamiskin, Bandung dengan menyewa satu bis untuk memberikan dukungan moril kepada kapten kami sebelum kami melakukan pertandingan persahabatan dengan BNI Bandung di stadion Siliwangi. Siapa kapten kami?! Ya, beliau adalah kapten Hotasi Nababan (angkatan 83, mantan Dirut Merpati). Kurang lebih setahun kami bermain bola bersama beliau dan saya pribadi harus mengakui beliau memiliki jiwa kepemimpinan yang layak diteladani sehingga layak apabila beliau akan terus menjadi kapten kami. Terlepas kasusnya, kami tidak mau berpolemik. Masyarakat sudah pandai melihat apakah memang dia bersalah atau tidak. Kembali ke PL United, kami akan terus berupaya menjaga kesinambungan silahturahmi kami. PL United pernah dikunjungi oleh Menteri Keuangan bersama istri dan putranya. Kami memiliki group whatsapp yang sekarang sudah mencapai 74 orang dan sangat aktif. Kami bahkan memiki video khusus waktu PL United bermain di Gelora Bung Karno, anda dapat menyaksikan setelah kami upload di youtube.

Tidak mudah dan tidak murah untuk mengorganisir suatu perkumpulan yang terdiri dari banyak kepala dan bahkan beberapa berangkat dari dekade berbeda yang tentunya punya pandangan berbeda akan tetapi kami tidak pernah melihat hal tersebut sebagai halangan. Sempat terjadi sedikit perbedaan persepsi yang membuat heboh mengenai games di booth PL United pada waktu Reuni PL 50 tahun akan tetapi percayalah hal itu tidak dimaksudkan untuk mencoreng wajah Pangudi Luhur. Hal itu terjadi karena kami alumni berkebutuhan KHUSUS. Suatu hari nanti mungkin anda akan mengenang dan menertawakan hal itu. Mungkin karena cerita itu akan muncul komunitas baru. Komunitas para istri alumni PL mungkin.

Sekolah, Panitia Lustrum, Komunitas-Komunitas Alumni, POMG, kami yakin kita satu tujuan yaitu Pangudi Luhur untuk Indonesia! Tetaplah berlari, tetaplah bermusik, tetaplah menggowes, tetaplah berkreasi dan tetaplah menggocek untuk nama almamater PL tercinta!

Mari para alumni yang ingin bergabung dan berkeringat dengan PL United kami selalu terbuka. Silahkan japri saya atau datang lansung ke Simprug setiap minggu jam 16.00-18.00. Jangan takut berkeringat karena setelah itu kalian bisa berendam. 

Cheers!

Tidak ada komentar: